Depan Profil Deskripsi Singkat

Deskripsi Singkat

Desa Panawuan secara administrasi merupakan salah satu desa dalam wilayah kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan, dengan batas – batas wilayahnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Cilimus-Indapatra, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sangkanurip, sebelah barat berbatasan dengan Desa Bojong-Bandorasawetan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Timbang. Luas wilayah seluruhnya adalah 138.0640 Ha, dan berada pada ketinggian xxx – xxx mdpl dengan iklim tropis dan secara administratif terdiri dari 3 RW dan 8 RT yang dibagi menjadi 3 Dusun.

SEJARAH SINGKAT DESA PANAWUAN

KECAMATAN CIGANDAMEKAR

 KABUPATEN KUNINGAN

 

PANAWUAN

Walau dengan ada perasaan ragu karena tidak jelasnya data dan informasi, namun dengan bekal cerita lebih awal, ada kejelasan bagi kita bahwa wilayah Cilimus punya historis yang perlu kita
banggakan.
Para Sesepuh di Desa Panawuan banyak menuturkan cerita daerah yang memang secara geografis letak Panawuan dengan Sangkanhurip dan Timbang berbatasan dan ini tentu membuktikan adanya kehidupan padepokan (pedesaan sekarang) yang saling berkaitan.
Konon katanya nama Panawuan secara etymologi mempunyai dua arti dari dua versi yang berbeda. Yaitu pertama ketika perjalanan Gusti Sunan Gunung Jati melewati tempat dan melihat ada seseorang yaitu yang dikenal sekarang bernama Bapak Buyut Djanggala sedang menawu (semacam menimba) dan dikatakan bahwa Besuk Jaganing Geto tempat itu diberi nama Panawuan yang artinya air yang ditawu atau tempat nawunya air. Sedangkan versi lain
sasakla Panawuan itu mempunyai cerita khusus yang berkaitan dengan peperangan dengan Sang Dipati.
Cerita yang sedikit akan diuraikan di bawah ini banyak ditunjang oleh nama tempat yang sekarang resi menjadi nama sebuah tempat/perkampungan seperti nama Situ Djanggala, Kampung Depok, Kampung Pabawangan, Cinyemplu, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan legenda lisan setempat.

Singkatnya lamaran Adipati keturunan Kerajaan Kajene kepada putri yang bernama Nini Galing ditolak hingga putri dipaksa dan dikejar sampai tertangkap. Di perjalanan pengejaran putri jatuh depok, melewati tanaman bawang dan lain-lain. Nini Galing bersedia ditikah dengan syarat dibuatkan sumur di Situ Djanggala dalam waktu satu malam. Setelah selesai Sang Adipati dipersilahkan mengontrol bersama ke dekat sumur tersebut dan pada saat itu Sang Adipati disorong serempak dikubur hidup-hidup oleh para pendukung Nini Galing. Dampak dari peristiwa tersebut terjadilah peperangan dan padepokan dihujani beribu-ribu panah hingga kini tempat itu dinamai Panawuan yang artinya panah ribuan. Benarkah ini terjadi ? Wallahu Alam.
Perlu Penulis informasikan bahwa 90 % Obyek Wisata Perhotelan yang terkenal ke luar daerah bernama Sangkanhurip, sebenarnya masih berada di lingkungan Desa Panawuan, seperti Resort Prima, Garuda, Bumi Panawuan Adhikarama (sekarang MONTANA Hotel), Sutan Raja, Tirta Sanita Horison, Kabayan, Shanty, RM Nikmat, Alinda, Sangkan Indah, Jehan Hotel sebagian Grage Sangkan.